
Kemandirian dan kecerdasan Nyai itu tampak dari tutur kata, budaya, pengetahuan dan kecakapannya sebanding dengan wanita Eropa terpelajar. Bergerak dan melawan atas kondisi yang tidak memihak pada perempuan pribumi. Cinta tidak membutakannya tapi membuatnya kuat dengan pemikiran yang progresif dan memutus mata rantai ketimpangan dengan pola asuh pada dua anaknya. Hingga Minke kagum pada sosok Nyai Ontosoroh. Perempuan menyuarakan keadilan gender bukan dia ingin seperti laki-laki atau sebaliknya melainkan mitra perjuangan bersama untuk mewujudkan relasi yang seimbang tanpa ada kekerasan berbasis gender.
Bicara perempuan berarti bicara sebuah peradaban yaitu berbangsa dan bernegara. Tinggal kita secara sadar membuat perubahan postif bagi perempuan Indonesia sehingga persoalan perempuan yaitu kekerasan berbasis gender menjadi keprihatinan kita semua lintas sektor, agama, suku, kelas, dll
#catatan diri tentang 8 Maret sebagai Hari Perempuan Sedunia#
#Melda, Siaga 1, 23 Feb 2017
0 komentar:
Posting Komentar