Selasa, 09 Mei 2017

-Mimpi saya untuk Indonesia-

Mimpi saya untuk Indonesia dimana orang-orang tidak diperlakukan berdasarkan warna kulit,agama, suku, etnis dan latar belakang status yang melekat tetapi berdasarkan nilai karakter.

Tapi mimpi itu masih sebuah harapan ketika saya melihat kenyataan keadilan jadi barang yang sukar, ketika hukum hanya tegak pada yang bayar. Mereka permainkan hukum itu dan hukum ditegakkan bagi yang berduit dan berkuasa.

"Hukum itu tajam diatas tapi tumpul dibawah"


Setelah vonis itu dijatuhkan oleh hakim, maka akan muncul gelar narapidana penista agama.
Apakah ini tanda baik atau burukkah bagi Indonesia?

Tanda baik untuk isu SARA berakhir tak akan ada lagi aksi bela agama yang memicu kebencian. Mencerai beraikan persatuan yang dibangun selama ini.

Atau tanda buruk untuk bagi negeri ini. Isu SARA digunakan sebagai kepentingan elit politik.

Gambaran Ahok yang dijuluki Penista Agama itu akan berimbas pada Pilkada Serentak 2018 tepatnya tanggal 27 Juni 2018 di 171 Daerah dan Pileg/Pilpres 2019.

Keterwakilan perempuan akan berdampakkah? Perempuan yang akan maju pada konstestasi Pemilu menjadi pemimpin di daerah. Mereka sudah tertinggal dan harus berlari meninggalkan ketertinggalannya. Akankah isu SARA akan jadi tantangan perempuan di dikancah dunia politik.

Waktu akan menjawabnya...

Berduka untuk bangsa Indonesia.

Tingal kesadaran kritis kita mau jadi penonton atau pengambil bagian dalam perjuangan itu...

-Catatan akan PIlkada DKI dan Penista Agama 2017-

0 komentar:

Posting Komentar