Minggu, 18 Juni 2017

Kenapa  jika aku adalah perempuan?






Tuhan mencipatakan segala mahlu hidup termasuk manusia yaitu laki-laki dan perempuan dengan jenis kelamin yang berbeda tapi tidak untuk dibeda-bedakan karena gendernya. Dalam Women Studies Ensiklopedia dijelaskan bahwa Gender adalah suatu konsep kultural, berupaya membuat perbedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat. Sedangkan buku Sex and Gender yang ditulis oleh Hilary M. Lips mengartikan Gender sebagai harapan-harapan budaya terhadap laki-laki dan perempuan. Misalnya; perempuan dikenal dengan lemah lembut, cantik, emosional dan keibuan. Sementara laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan dan perkasa. Ciri-ciridari sifat itu merupakan sifat yang dapat dipertukarkan, misalnya ada laki-laki yang lemah lembut, ada perempuan yang kuat, rasional dan perkasa. Perubahan ciri dari sifat-sifat tersebut dapat terjadi dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat yang lain (Mansour Fakih 1999: 8-9).
Perempuan dan laki-laki adalah mahkluk ciptaan Tuhan. Dan semua manusia memiliki hak-hak yang sama sebagai manusia. Hak-hak yang sama sebagai manusia inilah yang seringkali dinelak dengan hak asasi manusia. Hak asasi manusia berarti hak-hak yang melekat pada manusia berdasarkan kodratnya, maksudnya hak-hak yang dimiliki manusia sebagai manusia. Hak asasi manusia (HAM) adalah hak-hak dasar yang dimiliki manusia sebagai manusia yang berasal dari Tuhan, dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun.
Kenyataanya masih ada pembedaan ruang domestik dan publik hanya karena gendernya. Padahal dijaman sekarang ini termasuk pemerintah Indonesia mencanangkan tentang kesetaraan gender yang menjadi pijakan untuk megukur perkembangan capaian SDG's agenda tahun 2030. Namun masih tingginya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak, termasuk perkawinan anak dan sunat perempuan. Disamping itu, masih ada saja perda diskriminatif yang dirugikan adalah perempuan dan anak perempuan. Ditambah lagi kekerasan yang dialami perempuan dalam pacaran, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan pelecehan seksual. Perempuan merngalami kekerasan fisik, seksual maupun psikis oleh pasangan atau mantan pasangan. 

"Kenapa jika aku adalah perempuan?" 
"Apakah salah jika aku dilahirkan sebagai perempuan?"

Teringat lirik lagu Memang Kenapa Bila Aku Perempuan yang dinyanyikan oleh Melly Goeslaw dan Gita Gutawa, ini merupakan lagu ciptaan Melly Goeslaw dan Anto Hoed yang menjadi soundtrack Film Kartini. 



Aksara menari diatas awan
Cukup jelas menuliskan harapan
Memang kenapa bila aku perempuan
Aku tak mau jadi kebodohan



Sepenggal lirik lagu Memang Kenapa Bila Aku Perempuan, ini mengingatkan kita bagaiman perjuangan RA Kartini yang berawal dari sebuah mimpi yang jadi cita-citanya yaitu  memperjuangkan emansipasi perempuan di Indonesia. RA Kartini merupakan simbol perempuan sekaligus harapan.

"Karena ada bunga mati, maka banyaklah buah yang tumbuh. Demikianlah pula dalam hidup manusia. Karena ada angan – angan muda mati, kadang – kadang timbullah angan – angan lain, yang lebih sempurna, yang boleh menjadikannya buah" -R A Kartini-
RA Kartini memang sudah tiada tapi karena beliau lahirlah kartini-kartini masa sekarang yang melanjutkan perjuangannya. Perempuan tidak hanya urusan "dapur, sumur dan kasur " yang merupakan ranah domestik melainkan sekarang mulai banyak di ranah publik misalnya perempuan mulai mengenyam pendidikan yang tinggi, bekerja dengan jabatan manajer/direktur bahkan pengambilan keputusan DPR, Kepala Daerah dam Kepala Desa.  Tapi perjuangan kartini-masa kini masih jauh dari namanya peradaban yang setara. Maka dalam mewujudkan peradaban yang setara di Indonesia menjadi tanggung jawab laki-laki dan perempuan untuk bergandengan tangan dan bersehati. 

0 komentar:

Posting Komentar