Senin, 27 Maret 2017

Aksi Petani Kendeng Menolak Pembangunan Pabrik Semen


Mengapa Kendeng? Petani Kendeng lakukan protes dengan menyemen kaki depan istana karena aktivitas PT Semen Indonesia di pegunungan Kendeng Utara tidak kunjung dihentikan pemerintah. Kekhawatiran mereka adalah sumber air akan hilang, pertanian berantakan, dan alam yang akan rusak.

Pegunungan Kendeng Utara merupakan kawasan karst yang terbentang dari Kabupaten Pati, utara Grobogan, Rembang, Blora, Tuban, Utara Bojonegoro dan Barat Lamongan. Jika pertambangan dan pabrik semen beroperasi maka dampaknya akan ada 109 mata air terancam hilang, 49 goa dan 4 sungai bawah tanah terancam rusak, dan 58.368 ha lahan pertanian terancam kekurangan air.

Aksi protes yang dilakukan petani Kendeng merupakan perjuangan yang panjang mulai dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2017. Perluasan pabrik semen merampas pertanian dengan kebijakan pemerintah dalam hal ini pembangunan infrastruktur. Sawah mulai habis dikarenakan pencemaran lingkungan mulai dari asap hingga air, disamping itu merenggut ruang hidup masyarakat. 

Penegakkan supremasi hukum atas ketidakpatuhan terhadap putusan Mahkamah Agung Nomor: 99 PK/TUN/2016 yang dilakukan oleh Ganjar selaku Gubernur Jawa Tengah dengan ditandai degan mengeluarkan izin lingkungan PT Semen Gresik. 

Banyaknya isu yang melebar dan adanya penumpang gelap termasuk para bohir aksi semen yang mempunyai banyak kepentingan mulai dari PILKADA DKI Jakarta, Menjatuhkan Jokowi, PILPRES 2019, maraknya isu fundamentalis, dan masih banyak yang lainnya. 

Mengapa Jokowi? karena Ganjar sudah tak punya itikad baik terhadap putusan Mahkamah Agama yang telah ada maka petani Kendeng menemui Jokowi yang memiliki kewenangan lebih tinggi selaku Presiden RI. 

Permintaan para petani Kendeng adalah patuhi dengan menjalankan putusan hukum itu sebagaiaman janji pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla yaitu penegakkan supremasi hukum di negara ini.

Tujuan awal aksi petani kendeng yang menolak pembangunan pabrik semen adalah menjaga kelestarian alam dan membela Ibu Bumi demi demi anak cucu negeri ini dimasa mendatang.

Media massa yang seharusnya memiliki peran strategis dalam kehidupan masyarakat malah mengemas berita aksi petani Kendeng menjadi tidak manusiawi karena korporasi yang mengarah pada budak kapitalisme.

Aksi petani Kendeng menjadi awal dari serangkaian penolakan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah akhirnya merambah didaerah Indonesia tidak hanya pabrik semen mulai perluasan pembangunan tambang dan industrialisasi batu bara. 

Kewarasan berpikir mulainya harus dan tetap dibangun bukan demi kepentingan para penguasa dan penumpang gelap yang memnculkan anggapan negatif terhadap aksi petani Kendeng yang didanai oleh donor asing dalam hal ini maraknya aliran dana terutama isu lingkungan yang menduduku rating pertama. 

Peristiwa ini semakin menyadari dan menjelaskan adanya pemiskinan dan penindasan bagi wong cilik. Maka solidaritas bersama dengan nama Kendeng Lestari itu dibangun agar makin meluas dan membumi. Disamping itu, menciderai perjuangan petani Kendeng yang merenggut nyawa Ibu Patmi yang merupakan pejuang perempuan Kendeng pada tanggal 21 Maret 2017 pukul 02.30 dini hari. Duka mendalam atas wafatnya Ibu Patmi yang merupakan salah satu perempuan kartini yang dimiliki di negeri ini. 

Teringat kata R.A Kartini Karena ada bunga mati, maka banyaklah buah yang tumbuh. Demikianlah pula dalam hidup manusia. Karena ada angan – angan muda mati, kadang – kadang timbullah angan – angan lain, yang lebih sempurna, yang boleh menjadikannya buah.

Ibu Patmi telah tiada tapi semangat perjuangannya akan selalu membara disetiap hati insani negara ini dan melahirkan kartini-kartini yang banyak dan berlipat ganda. 

“Ibu bumi wis maringi, ibu bumi dilarani, ibu bumi kang ngadili,” yang artinya "Ibu bumi sudah memberi, ibu bumi disakiti, ibu bumi akan mengadili."


Aksi Solidaritas Tanpa Batas Kendeng Lestari 24/03/2017 Depan Istana Negara 


Syair berjudul "Ibu Bumi" itu pula yang kerap dinyanyikan oleh Sukinah, petani perempuan asal Rembang, sepanjang aksi semen kaki. Bait-bait puisinya meyadarkan pentingnya Ibu Bumi untuk dijaga dan dilestarikan sebelum angkara murka terjadi.


Sumber: 
1.  https://kumparan.com/nurul-hidayati/ibu-patmi-peserta-aksi-semen-kaki-di-istana-meninggal-dunia
2.  http://www.rappler.com/indonesia/berita/164780-ibu-patmi-meninggal-petani-pabrik-semen
3.  http://jatim.tribunnews.com/2017/03/22/peserta-cor-kaki-asal-kendeng-meninggal-komnas-perempuan-desak-pemerintah-untuk-taat-kesepakatan
4. http://www.cnnindonesia.com/nasional/20161011112747-20-164641/kisah-semen-indonesia-dua-kali-kalah-melawan-petani/
5. https://www.merdeka.com/peristiwa/darah-juang-kartini-kendeng-melawan-pabrik-semen.html
6.http://nasional.kompas.com/read/2017/03/22/06572481/wafatnya.patmi.dan.solidaritas.perjuangan.untuk.para.petani.kendeng
7. http://nasional.kompas.com/read/2017/03/14/19001801/syair.ibu.bumi.di.kotak.semen.kaki.para.petani.kendeng.


Minggu, 26 Februari 2017





Kata-kata Pramoedya Ananta Toer dalam bukunya yang berjudul "Bumi Manusia" yang selalu menguatkan aku tentang perempuan melalui kalimat yang diucapkan Nyai Ontosoroh, dia berkata: " Jangan sebut aku perempuan sejati jika hidup hanya berkalung lelaki. Tapi bukan berarti aku tidak butuh lelaki untuk aku cintai". Ketertarikan saya adalah figur Nyai Ontosoroh dijaman kolonial image Nyai jaman itu adalah gundik/simpanan yang tidak dinikahi resmi oleh orang Eropa. Secara ekonomi dan status sosial beruntung tapi secara moral dia direndahkan. Nyai Ontosoroh adalah potret perempuan pribumi langka di masa itu. Nyai selalu ditinggal suaminya Herman Mellena yang jarang pulang. Dia menjadi kepala keluarga memimpin rumahnya sendiri dan bisnis yang dia pertahankan dengan ala Eropa.





--- Memandang Dunia Dari Jendela Kamar---

Aku memandang dunia dari jendela kamar
Tak ada seorangpun disini
Tapak Tilas  8 Maret Hari Perempuan Sedunia 


8 Maret seluruh perempuan di dunia tengah merayakan Hari Perempuan Sedunia atau International Women's Day. Hari Perempuan Sedunia merupakan sebuah hari besar yang dirayakan perempuan dalam berbagai bidang terutama bidang ekonomi, politik dan sosial. Perayaan ini salah satunya untuk memperingati kebakaran Pabrik Triangle Shirtwaist di New York pada tahun 1911 yang mengakibatkan 140 orang perempuan kehilangan nyawanya.

 Kemudian ada peristiwa lainnya yang terjadi pada 8 Maret 1857 di New York City. Perempuan dari pabrik pakaian tekstil mengadakan protes karena apa yang mereka rasakan kondisi kerja yang buruk dan tingkat gaji yang rendah. Para pengunjuk rasa kemudian diserang dan dibubarkan polisi. Kaum perempuan membentuk Serikat buruh. Ditengah gelombang industrialisasi dan ekspansi ekonomi menyebabkan timbulnya protes-protes mengenai kondisi kerja inilah gagasan awal perayaan International Women's Day ini dicetuskan. 

Hari perempuan sempat hilang pada masa 1910-20an. Tapi peringatan ini dihidupkan bersamaan dengan bangkitnya feminisme pada era 60-an. Tahun 1975 PBB mulai mensponsori peringatan Hari Perempuan Sedunia dan menetapkan tanggal 8 Maret sebagai Hari Perempuan Internasional/IWD. Hari Perempuan Internasional secara maenstream belum merupakan hari penting dalam kalender resmi Negara Indonesia, tidak tercatat sebagai hari peringatan dalam kalender baik sebagaimana hari libur nasional. 

Hanya pada zaman Soekarno organisasi-organisasi perempuan Indonesia turut memperingati IWD, diantaranya PERWARI yang sempat menjadi WIDF (women International democratic federation) mengadakan kegiatan terkait hari perempuan, organisasi perempuan lain seperti GERWANI juga memperingati IWD. 

Sejak PBB mengadakan konferensi PerempuanSedunia Pertama tahun 1975, IWD menjadi bagian tak terpisahkan dalam jaringan perjuangan perempuan sedunia, hingga tahun 1978 ditetapkan secara resmi dalam kalender PBB sebagai hari yang hingga kini, banyak negara IWD merupakan momentum kilas balik review pencapaian dan pencapaian perempuan dari masa ke masa . Akan tetapi pada masa orde baru, peringatan IWD dilarang dianggap bermuatan komunis. Namun organisasi perempuan yang ada dibentuk secara swadaya pada 1980-1990an mulai mengadakan kegiatan dan semakin terbuka dan dikenal publik. 

Tahun 1990 -1991 mengorganisir diskusi perempuan Internasional di kampus UGM, masa situasi represif Orde baru hari perempuan internasional diperingati dengan cara berdemo oleh aktivis perempuan di Yogyakarta dengan mbentuk Forum Diskusi Perempuan Yogyakarta (FDPY) sekarang menjadi organisasi perempuan dengan nama RUMPUN. 

Pada tahun 1996 di Yogyakarta aktivis mahasiswi ber-happening art di Mall Jalan Malioboro untuk mensosialisasikannya perjuangan perempuan melawan kekerasan dan melawan kapitalisme yang dipresentasikan di mall. Pada 8 Maret 1998 , IWD di Jakarta salah satu persatuan beberapa organisasi perempuan diperingati antara lain Suara Ibu Peduli, Jurnal Perempuan, dll dengan menggelar Doa bersama Antar Iman dan penggalang dana sumbangan bagi TKW. Peringatan tersebut bertepatan dengan beberapa hari penangkapan aktivis SIP yang berdemo di bundaran HI. 

Tahun 1999 SERUNI (seruan perempuan Indonesia) memperingati dengan aksi Perempuan Menetang Korupsi di Senayan Plaza diikuti beberapa perempuan Aktivis dan non aktivis yang tuntutannya menekankan korupsi sebagai pola, perilaku dan sistem yang korup yang menyuburkan kekerasan dan perampasan hak orang lain. Seruan Seruni agar perempuan memperkuat solidaritas untuk menghindari perpecahan antar suku, agama, ras dan kelas serta menjalin solidaritas gerakan perempuan lain di seluruh dunia. 

Sampai tahun-tahun selanjutnya peringatan IWD lebih semarak dan lebih beragam dengan melibatkan banyak pihak di luar organisasi perempuan. Pada tanggal 4 Maret 2017 di Bundaran HI peringatan IWD yaitu Women's March Jakarta untuk perempuan Indonesia mengusung tema "Menuju Delapan Maret: Delapan Tuntutan Perempuan Indonesia untuk Peradaban yang Setara". Mari kita merayakan dan memaknai 8 Maret hari perempuan internasional tahun ini dengan melibatkan lintas sektoral, agama, kelas, suku, dll untuk bersama mengingatkan kembali pada keberagaman dan toleransi. NKRI dan Pancasila harga mati


-Melda Imanuela, Siaga 1 Jaksel , 25 Feb 2017-

Minggu, 10 Juli 2016


---Hidup seperti pertandingan sepak bola---

Pertandingan yang mampu hipnotis semua pecinta bola
Pertandingan yang mampu menjadi pemersatu
Peluncuran Buku Kumpulan Puisi " Perempuan dan Mimpi" Karya Melda Imanuela
di Bakoel Koffie-Cikini (Jakarta Pusat)
tanggal 1 Mei 2016

#semangat edisi ke 2 Buku Puisi dan Novel pertamaku-Bismillah#













---Aku dan Kamu sama-sama Menanti---

Menempuh jalan hidup yang penuh likunya
Egomu dan egoku buat kita berhenti sejenak
Menelusuri jalan diri panjang yang penuh warna